Minggu, 20 Maret 2011

drinking

Kurangi Kalori, Minum Air Mineral!

Air mineral adalah minuman terbaik bagi tubuh Anda. Namun, pada kenyataannya sebagian besar masyarakat Indonesia lebih menyukai minuman manis dibandingkan dengan air mineral. Seperti saat minum teh atau kopi, kebanyakan orang memilih menambahkan banyak gula sebagai pemanis. Begitu juga dengan jus, padahal tambahan gula pada jus malah dapat mengurangi khasiat jus itu sendiri.


World Health Organization (WHO) telah menetapkan anjuran agar konsumsi gula pada tubuh tidak boleh melebihi dari 10% total asupan kalori harian. Namun tahukah Anda bahwa pada satu kaleng minuman soda atau jus, kalori yang dihasilkan melebihi batas yang telah ditetapkan tersebut? Padahal makanan dan minuman lainnya yang dikonsumsi sehari-hari juga memiliki kandungan gula yang tinggi. Bayangkan berapa banyak asupan gula Anda jika setiap hari Anda mengkonsumsi minuman soda, jus, teh yang ditambahkan pemanis?
Kelebihan asupan gula inilah yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit pada tubuh. Gula yang berlebih mengakibatkan kalori berlebih, kemudian kalori berlebih inilah yang dapat membahayakan kesehatan Anda. Lalu bagaimana cara mengatasinya?


Kurangi konsumsi minuman manis dan perbanyak minum air mineral! Ini adalah cara termudah, hemat, dan sehat yang dapat Anda lakukan setiap hari. Air mineral adalah minuman terbaik bagi tubuh, karena Anda tidak perlu khawatir akan kalori, gula atau zat lainnya yang dapat membahayakan kesehatan. Bahkan dengan membiasakan minum air mineral sejak dini, kelebihan berat badan dan karies gigi pada anak-anak dapat dicegah.


Saat Anda haus yang tubuh Anda perlukan adalah air, bukan gula. Jadi, berikan apa yang diperlukannya. Ayo mulai sekarang berikan hidrasi terbaik bagi tubuh Anda dengan air mineral! Dengan begitu, Anda pun sudah selangkah ke depan menuju hidup sehat!

Dismenore

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan.

Penyebab
Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Penyebab dari dismenore sekunder adalah: endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD.

Faktor Risiko
Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Sedangkan dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun. Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah:
-rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)
-kurang berolah raga
-stres psikis atau stres sosial.

Gejala dan Tanda
Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.

Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.

Penatalaksanaan
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.

Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.

Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:
– istirahat yang cukup
– olah raga yang teratur (terutama berjalan)
– pemijatan
– yoga
– orgasme pada aktivitas seksual
– kompres hangat di daerah perut.

Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.

Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur. Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroksiprogesteron.

Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi).

Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas.

Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya


sekiaannnn wakwakwakwakwak ;p